Kultur jaringan merupakan teknik bioteknologi untuk memperbanyak tanaman dengan cara mengisolasi dan membudidayakan bagian tanaman dalam lingkungan yang terkontrol.
A. Manfaat /Keuntungan Kultur Jaringan
2. Menghasilkan tanaman unggul
3. Memungkinkan perbanyakan spesies langka
4. Memungkinkan tumbuhan tumbuh sepanjang tahun
B. Tujuan Kultur Jaringan
2. Untuk memperbanyak tanaman langka atau hampir punah
3. Untuk memperbanyak tanaman dalam jumlah besar di tempat yang terbatas
4. Untuk mengendalikan penyakit tanaman karena menghasilkan tanaman yang bebas patogen
5. Untuk meningkatkan keragaman genetik tanaman
6. Untuk menghasilkan tanaman yang lebih tahan terhadap hama, penyakit, atau iklim/musim yang ekstrim
7. Untuk meregenerasi sel tanaman yang telah direkayasa genetiknya
C. Proses Kultur Jaringan
1. Pembuatan media agar
Tahap ini melibatkan persiapan media pertumbuhan yang sesuai untuk kultur jaringan. Media agar umumnya terdiri dari nutrisi yang diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan optimal.
2. Pemilihan tanaman induk (eksplan)
Pada tahap ini, tanaman induk yang akan digunakan sebagai sumber jaringan untuk multiplikasi dipilih dengan cermat. Eksplan dapat berupa bagian tanaman seperti ujung pucuk, daun, batang, atau akar.
3. Sterilisasi
Tahap sterilisasi sangat penting untuk mencegah kontaminasi mikroba yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Eksplan yang telah dipilih biasanya akan disubkultur atau direndam dalam larutan pemutih atau disanitasi menggunakan agen sterilisasi lainnya sebelum ditanamkan pada media agar.
4. Multiplikasi
Setelah eksplan steril, tahap multiplikasi dimulai. Eksplan tersebut ditempatkan pada media agar yang telah disiapkan sebelumnya, yang mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Dalam kondisi yang sesuai, eksplan akan tumbuh dan membentuk kalus atau tunas baru.
5. Pengakaran
Setelah tunas baru terbentuk, tahap pengakaran dimulai. Tunas tersebut dikeluarkan dari media pertumbuhan dan ditanamkan pada media yang mengandung nutrisi untuk merangsang pertumbuhan akar. Dalam tahap ini, penting untuk menjaga kelembaban dan kondisi lingkungan yang tepat untuk memfasilitasi pengembangan akar yang sehat.
6. Aklimatisasi
Tahap aklimatisasi melibatkan penyesuaian tanaman (disebut planlet) yang telah tumbuh secara in vitro (di laboratorium) dengan kondisi lingkungan luar, yaitu kondisi di luar laboratorium.
Tanaman yang telah tumbuh harus ditempatkan dalam lingkungan yang lebih terbuka secara bertahap untuk membiasakan diri dengan suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya yang berbeda.
7. Penanaman di lapangan
Setelah tanaman menjalani tahap aklimatisasi dan dianggap cukup kuat, mereka dapat ditanam di lapangan atau tempat yang sesuai untuk pertumbuhan selanjutnya.
Tahap ini melibatkan pemindahan tanaman dari kondisi laboratorium ke lingkungan luar yang lebih luas, di mana tanaman akan melanjutkan pertumbuhannya dan beradaptasi dengan lingkungan baru.